User talk:Fahrudin Ahmad

Mengemban dakwah adalah aktivitas yang bercita cita mewujudkan tujuan tertentu yaitu mewujudkan Islam dalam realita kehidupan.Ini dapat direalisasikan dalam sebuah daulah Islam (khilafah) yang menerapkan Islam di dalam negeri dan mengemban risalah Islam ke seluruh dunia melalui jihad dan futuh (penaklukan negara2 yang ada di dunia).

PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP KESEHATAN

Pengaruh lingkungan terhadap kesehatan manusia, jika diteliti maka akan akibat yang akan dimunculkannya scra umum dapat atas dua macam yakni; (1) akibat atau masalah yg ditimbulkannya segera terjadi, artinya begitu faktor lingkungan yg tidak menguntungkan tsb hadir atau tidak hadir dlm kehidupan, maka akan timbullah penyakit; (2) akibat atau masalah yg ditimbulkannya terjadi scr lambat laun, artinya terdapat tenggang waktu antara hadir atau tidak hadirnya faktor lingkungan yg tidak menguntungkan dg munculnya penyakit. Pengaruh tsb berlangsung terus-menerus serta terdpt sifat akumulatif di dalamnya. Sedangkan peranan faktor lingkungan dalam menimbulkan penyakit dapat dibedakan atas empat macam yakni; 1. Sebagai predisposing faktor, artinya berperanan dlm menunjang terjadinya suatu penyakit pada manusia; 2. Sebagai penyebab penyakit scr langsung; 3. Sebagai medium transmisi, misalnya air yg merupakan medium transmisi penyakit kolera; 4. Sebagai faktor yg mempengaruhi perjalanan suatu penyakit; telah lama diketahui bahwa udara yang panas akan memperberat penderita yang sakit jantung.

KESEHATAN LINGKUNGAN DI INDONESIA

Sebagai suatu negara yang berbentuk kepulauan (terdiri atas 13.667 buah pulau), terletak di daerah khatulistiwa (antara 5 derajat lintang utara sampai 10 derajat lintang selatan), mempunyai daerah pegunungan (ada yang masih berapi) yang sebagian besar masih ditumbuhi hutan tropis yang lebat, mempunyai daerah pantai (ada yang merupakan rawa-rawa), dihuni oleh 118 juta jiwa penduduk (sensus tahun 1971; sekitar 82,6% diantaranya tinggal di daerah pedesaan) mudahlah dipahami, bahwa keadaan lingkungan di Indonesia mempunyai kekhasan tersendiri, yang bersifat menguntungkan, juga tidak kurang pula bersifat merupakan. Hanya saja sebagai akibat dari masih rendahnya tingkat pendidikan penduduk (40,4% diantaranya tak pernah mendapat pendidikan) serta masih terikat eratnya masyarakat Indonesia dengan pelbagai sifat, adat istiadat kebiasaan dan lain sebagainya yang masih tradisional, banyak dari faktor lingkungan yang sebenarnya bersifat menguntungkan, belum dapat dimanfaatkan dengan baik. Sebaliknya sebagai akibat karakteristik kehidupan masyarakat yang seperti ini, sering ditemui hal-hal yang sebenarnya bersifat menguntungkan, dalam praktek sehari-hari menimbulkan kerugian2. Di samping, tetap saja pelbagai faktor lingkungan yang merugikan belum dapat diatasi yang penting artinya dalam rangka peningkatan kesehatan masyarakat itu sendiri. Contohnya misalnya soal air, untuk negara Indonesia air sebenarnya bukan merupakan hal yang sulit, karena keadaan lingkungan di Indonesia secara relatif mengandung cukup sumber air. Namun kehidupan sehari-hari mayoritas masyarakat Indonesia tidak mempunyai sumber air yang layak, karena masyarakat itu sendiri tidak mengetahui bagaimana caranya mendapatkan sumber tersebut. Permasalahan ini akan menjadi komplek, jika dihubungkan dengan kesehatan, karena sering ditemui pelbagai penyakit yang sumber penyebab utamanya adalah air (water born diseases).

Masalah kesehatan lingkungan, yang muncul sbg akibat perkembangan peradaban manusia (ilmu pengetahuan dan teknologi) belumlah begitu menonjol, karena masalah seperti pengotoran udara, soal radiasi, kebisingan dan lain sebagainya yang sejenis ini baru merupakan gejala awal di beberapa kota besar saja. Masalah kesehatan lingkungan di Indonesia, muncul sbg akibat adanya dua keadaan, yakni; 1.faktor ketidaktahuan penduduk; 2.terdapatnya faktor lingkungan yang jika ditinjau dari sudut kesehatan kurang menguntungkan. Corak dan macam penyakit yang saat terdapat di Indonesia, yang ditandai oleh; 1. masih tingginya penyakit infeksi; 2. masih tingginya angka penyakit menular, serta dilengkapkan oleh beberapa data hasil penelitian kesehatan lingkungan yang pernah dilaksanakan, maka masalah kesehatan lingkungan di Indonesia agaknya berkisar pada beberapa hal, yakni; 1. Masalah air minum; 2. Masalah benda dan atau barang sisa dan bekas; 3. Masalah perumahan; 4. Masalah pengawasan arthropoda dan rodentia; 5. Masalah makanan dan minuman; 6. Masalah pencemaran.

SISTIM PEMBUANGAN SAMPAH

Kalau diperhatikan pelbagai sistim pembuangan sampah, ternyata beberapa diantaranya telah dikenal sejak dahulu kala.Sistim dumping pembakaran, serta penggunaan sampah (garbage) u/ makanan babi misalnya, telah dikenal sejak awal peradaban manusia.Dipergunakannya sampah sebagai pupuk, telah dikenal hampir 40 abad yang silam, yakni dipergunakannya zat-zat organik dalam pit Koulourse di Cnossus. Sedangkan pengecilan ataupun pemadatan sampah telah dipraktekkan manusia sejak tahun 1880-an. Setelah abad ke-19 manusia telah menciptakan tempat pembakaran sampah khusus, sedangkan pada permulaan abad ke-20 telah dikenal cara pemusnahan sampah dengan jalan menghancurkannya. Beberapa cara pembuangan sampah yang lazim dipergunakan di dunia pada dewasa ini antara lain dengan cara; Hog feeding, Inceneration, Sanitary Landfill, Composting, Discharge to sewers, Dumping, Dumping in water, Landfill, Individual Incineration, Recycling, Reduction, Salvaging.

PENCEMARAN UDARA

Yang dimaksud pencemaran udara ialah terdapatnya segala sesuatu yang sifatnya membahayakan kelangsungan hidup manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan serta hal-hal lain yang berhubungan dengan itu pada udara yang berada di luar rumah, sebagai akibat tingkah laku manusia (umumnya karena kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi) atau pun yang terjadi secara alamiah. Adapun hal-hal yang menimbulkan pencemaran udara (pollutant) dapat dibedakan atas beberapa macam, yakni; 1.Aerosol 2.Gas 3.Interaksi bahan-bahan kimia. Adapun macam-macam pollutant yang sering ditemukan sebagai penyebab pencemaran udara (air pollution) ialah; Carbon Monoksida (CO), Sulfur Oksida (SO), Hidrocarbon (CHO), Nitrogen Oksida (N2O), Partikel. Adapun pengaruh pelbagai pollutant tersebut diatas terhadap kesehatan bermacam-macam. Seseorang yang keracunan CO akan mengalami gejala kekurangan, karena gas CO mpy kemampuan bereaksi dengan Hb 200 sampai 300 kali lebih besar daripada gas Oksigen. Seseorang yang menghirup SO akan mengalami kerusakan pada saluran pernapasannya. Sedangkan keracunan hydrocarbon bersama Nitrogen oksida yang membentuk photochemical oksidan, diketahui akan mengurangi daya tahan seseorang terhadap seseorang penyakit influensa dan common cold. Gejala yang timbul karena keracunan partikel, tergantung dari macam partikel tersebut. Debu asbes yang beterbangan di udara misalnya dapat menimbulkan penyakit asbestosis pada paru. Kecuali merugikan kesehatan, maka pengotoran udara dapat pula membahayakan kehidupan tanaman, hewan serta harta benda. Disamping dapat pula mendatangkan bahaya, yakni terhalangnya penglihatan, shg sering menimbulkan kecelakaan lalu lintas. Pengotoran udara dapat pula mempengaruhi cuaca seperti misalnya menghalangi sinar matahari. Pengaruh pencemaran udara terhadap kesehatan dapat bersifat langsung ataupun tidak langsung. Hubungan antara pencemaran udara dengan kesehatan dapat dibedakan atas dua macam, yakni: a.Akibat yang ditimbulkan segera, artinya pengotoran udara tsb dapat menimbulkan penyakit mendadak, dan bahkan mendatangkan kematian b.Akibat yang ditimbulkannya tidak segera. Keadaan ini hanya terjadi jika kontaminasi manusia dengan udara yang telah tercemar dalam waktu yang cukup lama, serta pollutant yang mendatangkan kelainan tersebut bersifat komulatif. Banyak ditemukan misalnya kelainan paru-paru pada pekerja di pabrik tekstil.

PENCEMARAN AIR

Pembangunan pelbagai pabrik ataupun penggunaan pelbagai zat kimia dalam industri yang sisanya dibuang begitu saja ke alam menyebabkan timbulnya pencemaran air. Satu tragedi dunia yang banyak mendapat perhatian dari tercemarnya air ialah timbulnya penyakit minamata, disebabkan oleh sisa-sisa pabrik plastik yang dibuang ke kali, sehingga ikan dan kerang-kerangan yang hidup di dalamnya banyak mengandung mercuri, dan bersifat racun bagi manusia. Beberapa macam pollutant yang menimbulkan pencemaran air (water pollution) misalnya: 1.Sisa-sisa benda organik (organic wastes) 2.Makluk hidup (living animal) 3.Bahan makanan untuk tanaman 4.Zat kimia organis sintesis (synthetic organic chemical 5.Zat kimia inorganik dan mineral (inorganic chemical and mineral substances) 6.Sedimen 7.Radio aktif 8.Minyak 9.Suhu Pelbagai penyebab yang menimbulkan pengotoran air, jika ditinjau dari asalnya, dapat dibedakan atas 4 macam yakni: a.yang berasal dari kegiatan industri b.yang berasal dari alat transportasi c.yang berasal dari daerah tempat tinggal, terutama daerah kota d.yang berasal dari daerah pertanian.

PENCEMARAN TANAH

Pencemaran tanah karena tingkah laku manusia, yang dikaitkan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama ialah karena mulai bervariasinya macam sampah (refuse) yang ditemukan dalam kehidupan, serta dipergunakannya pelbagai macam zat kimia untuk pupuk ataupun keperluan industri lainnya. Contoh pencemaran tanah karena sampah misalnya oleh plastik, botol bekas, kaleng bekas dan lain sebagainya. Untuk negara-negara yang sudah maju hal ini menjadi problema yang cukup besar, karena pengelolaannya memerlukan suatu teknik atau cara tersendiri. Plastik misalnya tidak dapat hancur sendiri.Jadi jika plastik dibuang sembarangan, maka tanah yang mengandung plastik tersebut, tidak dapat menyerap air, dan akan menjadi tanah gersang.Pencemaran tanah karena penggunaan zat kimia, misalnya DDT, akan terjadi karena sisa-sisanya dapat mencemari tanah dan bahkan dalam konsentrasi yang rendah ditemukan pula pada tanaman.

Hog feeding

Penggunaan sampah jenis garbage u/ makanan babi telah lama dikenal. Pada zaman dahulu, beberapa kota sengaja mengorganisir penggunaan garbage sbg makanan babi, tetapi pada saat ini jumlahnya telah tidak banyak lagi.Diperkirakan sekitar 25 % dari jumlah garbage yang diprodusir setiap hari, dipergunakan oleh perseorangan u/ makanan babi. Ditinjau dari segi ekonomi pemusnahan sampah yang spt ini tentu saja menguntungkan. Hanya saja jika ditinjau dari segi kesehatan, penggunaan garbage u/ makanan babi memang mendatangkan masalah, terutama jika garbage tsb tidak direbus lebih dahulu. Karena telah dapat dibuktikan seseorang yang memakan daging babi yang diberi makan garbage yang tidak akan lebih mudah menderita penyakit cacing pita (taeniasis) serta cacing hati (trichinosis), daripada memakan daging babi yang diberi makan garbage yang telah direbus sebelumnya. Tentu saja sampah yang diperuntukkan makanan babi ini perlu dipisahkan dahulu dari pelbagai macam sampah lainnya seperti kaleng, kayu dan lainnya sebagainya.

POLLUTANT PENYEBAB PENCEMARAN UDARA

1. Carbon monoksida (CO) Gas CO terbentuk krn pembakaran yang tidak sempurna dari zat carbon, baik yang terdapat pada bensin, ataupun pada bahan bakar lainnya, termasuk kayu, batubara dan lain sbgnya. CO adalah gas yang tidak berbau, tidak berwarna dan sedikit lebih ringan dari udara. Di Amerika Serikat misalnya diketahui bahwa sekitar 64% dari CO yang terdapat di udara adalah sebagai hasil pembakaran bensin yang tidak sempurna dari pelbagai jenis kendaraan bermotor di jalanan, sekitar 17% berasal dari kebakaran hutan atau pun rumah, sekitar 10% sebagai hasil sampingan industri (pabrik2) dan selebihnya dari sumber2 lain, seperti pembangkit tenaga listrik. Gas CO ini sangat bersifat racun, karena jika gas ini terhirup maka ia akan bereaksi dengan Haemoglobine dan membentuk COHb yang menghalangi pengambilan Oksigen. Akibatnya seseorang akan merasa pusing, lemas dan bahkan sampai meninggal dunia. Untuk mencegah terbentuknya CO, telah banyak usaha yang dilakukan, antara lain dengan mengalirkan udara yang cukup dalam tungku pembakaran, shg gas CO yang terbentuk dapat diubah menjadi CO2. Hanya saja jika melakukan pembakaran ini, suhu tidak boleh terlalu tinggi, karena gas CO2 yang telah terbentuk akan terurai lagi menjadi CO dan O2 bebas. 2. Sulfur Oksida (SO) SO terbentuk jika bahan bakar yang dipergunakan banyak mengandung sulfur, yang biasanya ditemukan pada bensin yang berkwalitas rendah serta pada pada batubara. Dengan demikian jika suatu pabrik menggunakan bensin berjwalitas rendah atau batubara sbg pembangkit tenaga, harus berhati-hati, karena SO yang terbentuk dapat meracuni pekerja. Untuk mencegah terbentuknya SO dikenal tiga macam cara yakni; a. Mengusahakan agar bensin yang dipergunakan tidak mengandung sulfur lebih dari 1%. b. Menggunakan bensin atau batubara yang tidak mengandung sulfur. c. Mencuci atau membersihkan SO yang dihasilkan, sebelum dibuang ke udara. 3. Hidrocarbon (CHO) terbentuk karena pembakaran bensin yang tidak sempurna. Gas ini sebenarnya tidak begitu berbahaya thd kesehatan, krn secara normal terdapat di alam. Peranannya pada pengotoran udara ialah karena dg pengaruh sinar matahari dapat bereaksi dg gas Nitrogen oksida dan membentuk pollutant baru yang disebut photochemical oksidan. 4. Nitrogen Oksida (N2O) terbentuk jika berlangsung pembakaran bensin pada suhu yang amat tinggi. Gas ini dg pengaruh sinar matahari akan bereaksi dengan hidrocarbon dan membentuk photochemical oksidan, yakni penyebab pengotoran udara yang ditemukan pertama kali di kota Los Angeles. 5. Partikel Pelbagai macam partikel baik yg bersifat padat atau pun cair dapat menjadi penyebab pengotoran udara. Ukuran partikel ini amat bervariasi sekali, ada yang hanya bisa dilihat dg memakai mikroskop khusus, ada yang tembus pandangan (spt asap) atau pun ada yang dapat dilihat dg mata biasa. Partikel yg berukuran kecil, dapat menetap di udara membentuk suspensi dan dapat berpindah dari satu tempat ke tempat lain krn tiupan angin. Untuk mengawasi partikel ini banyak cara yang dapat dilakukan, misalnya dg menyaring, mencuci udara, memisahkannya dg putaran memusat (centrifugal separation) atau pun dg memakai listrik (electrostatic precipitation).

Inceneration

Inceneration artinya pembakaran sampah scr besar-besaran melalui fasilitas (pabrik) yang khusus dibangun untuk itu. Cara pembuangan sampah jenis ini memang menguntungkan karena dapat memperkecil volume sampah sampai sepertiganya. Kecuali itu keuntungan lainnya ialah; (a) tidak membutuhkan tanah dalam bentuk luas; (b) tidak dipengaruhi cuaca; (c) panas yang dihasilkan dapat dimanfaatkan sbg sumber uang; (d)pengelolaannya dapat dilakukan scr terpusat dg jam kerja yang dapat diatur sesuai dg kebutuhan.

Tetapi cara ini juga memiliki kerugian-kerugiannya, misalnya membutuhkan pembiayaannya besar terutama pada tahap pertama dan pada pengoperasiannya sehari-hari. Serta sangat sulit mencari tempat u/ membangun lokasinya, mengingat sifatnya yang terpusat. Kesibukan yg ditimbulkannya (suara kendaraan pengangkut, kerusakan daerah krn lalu lintas, dan lain sbgnya sering dipakai sbg alasan penolakan oleh masyarakat yg bertempat tinggal di sekitar lokasi pembangunan fasilitas. Peralatan dari incenerator scr umum dapat dibedakan atas bbrp macam, yakni; (a) Charging apparatus, ialah tempat penampungan sampah yang diangkut oleh kendaraan pengangkut sampah. Di sini sampah ditumpuk dan diaduk shg lebih memudahkan pemusnahannya. (b) The furnace, ialah tungku pembakar yang dilengkapi dg jeriji besi. Guna jeriji besi, kecuali u/ mengatur jumlah sampah yg masuk juga u/ memisahkan abu dari sampah yg belum terbakar; dg demikian tungku tidak terlalu penuh. (c) The Combustion, ialah tungku pembakar tingkat kedua yg mempunyai nyala api yg lebih panas, gunanya ialah u/ membakar benda2 yg tidak terbakar pada furnace. (d) The Chimney atau Stack, ialah cerobong asap yg berfungsi u/ mengalirkan asap ke luar, di samping u/ mengalirkan udara ke dalam yg penting u/ terjadinya pembakaran. (e) Miscellaneous feature, ialah tempat penampungan sementara dari debu yg terbentuk, u/ kemudian diambil dan dibuang.

Sanitary landfill

Yaitu pembuangan sampah dg cara menimbun sampah dg tanah, yang dilakukan lapis demi lapis, sedemikian rupa shg sampah tidak berada di alam terbuka, jadi tidak sampai menimbulkan bau serta tidak menjadi tempat binatang bersarang. Cara ini tentu amat bermanfaat jika sekaligus bertujuan u/ meninggikan tanah yang rendah spt rawa-rawa, genangan air dan sbgnya. Karena cara membutuhkan tanah yang dipakai u/ menimbun sampah, maka sebaiknya dilakukan pada tanah yg landai atau di sekitar bukit2 tanah. Jika cara ini dipergunakan bbrp keuntungan akan diperoleh, yakni tanah yg terbentuk dapat dimanfaatkan u/ daerah perumahan misalnya, di samping rawa-rawa yg tertimbun dapat mencegah tempat tempat bersarangnya nyamuk. Syarat yang harus dipenuhi pada sanitary landfill ialah; (a) harus tersedia daerah yang cukup luas; (b) ada tanah yang dapat dipakai sebagai penimbun; (c) tersedia alat-alat besar.

Composting

Yaitu pengolahan sampah jadi pupuk, yakni dg terbentuknya zat-zat organik yang bermanfaat u/ menyuburkan tanah. Pengolahan sampah jadi pupuk dapat dibedakan atas bbrp tahap, yakni: (a) Pertama-tama dilakukan pemisahan benda-benda yang tidak dapat dipakai sbg pupuk, seperti misalnya gelas, kaleng dan lain sbgnya. Suatu penelitian di Kalifornia membuktikan bhw sekitar 66% dari sampah dapat dipergunakan u/ pupuk. (b) Kemudian dilanjutkan dg penghancuran sampah menjadi partikel atau potongan2 yang lebih kecil. Dianjurkan bhw partikel atau potongan2 ini tidak boleh lebih besar dari 5 cm. (c) Setelah itu dilanjutkan dg proses pencampuran dari sampah dg memperhatikan perbandingan kadar karbon dan nitrogen yang terdapat di dalamnya. Sampah yang baik ialah yang mengandung nitrogen dan karbon dg perbandingan 1 berbanding 30-35. (d) Akhirnya sampah tsb ditempatkan pada galian tanah yang tidak begitu dalam, kemudian dibiarkan agar terjadi proses aerobic u/ mengubah sampah menjadi bahan pupuk. Agar proses aerobic ini berjalan sempurna, sampah perlu dibolak-balik pada waktu2 tertentu, sekurang-kurangnya sebanyak 3 sampai 4 kali selama 15 sampai 21 hari pembentukan pupuk. Pada umumnya cara composting ini tidak mendatangkan bahaya bagi kesehatan, asal saja dapat dicegah lalat hingga di pengolahan tersebut.

Discharge to sewers

Di sini sampah harus dihaluskan dahulu dan kemudian dibuang ke dalam saluran pembuangan air bekas. Cara ini dapat dilakukan pada rumah tangga ataupun dikelola secara terpusat di kota-kota. Cara ini membutuhkan biaya yang besar serta tidak mungkin dilakukan jika sistim pembuangan air kotor tidak baik.

Dumping

Ialah cara pembuangan sampah dengan meletakkan begitu saja di tanah. Cara ini banyak dilakukan di negara-negara yang masih berkembak. Tentu saja banyak segi negatifnya, terutama jika sampah tersebut mudah busuk.

Dumping in water

Prinsipnya sama dengan dumping, tetapi di sini dibuang ke dalam air (sungai atau laut), tentu saja jika sampah tsb tidak diolah sebelumnya (misal dengan menghaluskannya) akan banyak menimbulkan kerugian, misalnya mengotorkan permukaan air, memudahkan terjangkitnya penyakit dan lain sebagainya.

Landfill

Di sini sampah dibuang di tanah rendah, tanpa ditimbun dengan lapisan tanah. Sama halnya dengan sistim dumping, cara ini banyak kerugiannya.

Individual incineration

Ialah pembakaran sampah yang dilakukan secara perorangan di rumah tangga. Pembakaran haruslah dilakukan dengan baik, jika tidak asapnya akan mengotori udara serta dapat menimbulkan bahaya kebakaran.

Recycling

Ialah pengolahan sampah dengan maksud pemakaian kembali hal2 yang masih bisa dipakai. Misalnya kaleng, kaca dan lain sbgnya.

Reduction

Ialah menghancurkan sampah menjadi jumlah yang lebih kecil dan hasilnya dimanfaatkan. Misalnya garbage reduction yang dapat menghasilkan lemak. Hanya saja biayanya sangat mahal sehingga tidak sebanding dengan hasilnya.

Salvaging

Ialah pemanfaatan beberapa macam sampah yang dipandang dapat dipakai kembali. Jika pemanfaatan ini secara langsung, dapat mendatangkan bahaya u/ kesehatan, misalnya pemakaian kertas bekas u/ pembungkus makanan.

Category:Science

Hi, mate. I removed this category from your userpage, as it should probably only be used for articles and other categories. Feel free to tell us about yourself on your userpage though. Are you a scientist? - Richard Cavell (talk) 03:56, 12 October 2010 (UTC)[reply]